Method of Successive Interval (MSI)


Skala pengukuran yang dipilih oleh peneliti berkaitan erat dengan teknik analisis data yang digunakan. Oleh karena itu setiap skala pengukuran yang tidak memenuhi syarat dilakukannya suatu teknik analisis tertentu, harus dirubah atau dikonversi ke dalam skala pengukuran yang sesuai dengan teknik analisis yang akan digunakan. Contoh: Seorang peneliti mengunakan teknik analisis jalur untuk mengkaji masalah-masalah yang ditelitinya. Sementara itu tingkat pengukuran yang digunakan adalah ordinal atau likert yang diperoleh dari jawaban responden. Oleh karena analisis jalur mengisyaratkan skala pengukuran minimal interval, maka peneliti harus menaikan tingkat pengukuran ordinal menjadi interval. Salah satu metode konversi data yang sering digunakan oleh peneliti untuk menaikan tingkat pengukuran ordinal ke interval adalah metode succesive interval (MSI).

Apa perbedaan skala ordinal dengan likert? Pada dasarnya skala Likert memang ordinal, tetapi kita juga bisa dikatakan kalau skala Likert itu interval. Misalkan, isian kuesioner penelitian skala Likert (5) adalah 1,2,3,4, dan 5. Skala data ordinal bisa dikonversi ke dalam skala interval yakni dengan nilai Zi terstandardisasi (standardized) dan nanti hasilnya bisa saja menjadi 1,23 (sangat tidak setuju), 2,53 (tidak setuju), 2,85 (abstain), 3,12 (setuju) dan 3,49 (sangat setuju). Oleh karena itu, skala Likert bisa saja diasumsikan sebagai skala data interval sepanjang metode/cara Anda menyusun pertanyaan (positif/negatif) bersifat konsisten. Silahkan bandingkan hasil yang diperoleh jika pakai skala data ordinal dengan skala data interval

Oleh karena itu untuk memperoleh hasil analisis hubungan yang baik, data ordinal dari kuesioner perlu dinaikkan menjadi skala interval berurutan (Method of Successive Interval). Peningkatan skala dari ordinal ke interval ini dilakukan untuk setiap item per variabel. 

Tahapan-tahapan tersebut menurut Harun Al-Rasyid (1993:131) yaitu:

1.      Menentukan frekuensi setiap respon

2.      Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan jumlah sampel

3.      Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon sehingga diperoleh proporsi kumulatif

4.  Menentukan Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku

5.      Menghitung scale value (SV) untuk masing-masing respon dengan rumus :


6.   Mengubah scale value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh transformedscale value (TSV).
      
Referensi:

Al Rasyid, Harun. 1993. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran

 

Tidak ada komentar on "Method of Successive Interval (MSI)"

Leave a Reply